Judul di atas saya ambil merunut dari pengalaman pribadi saya setalah 2 th berjalannya usaha yang saya rintis selama ini hingga pada hari ini tepatnya tanggal 6 maret 2012, saya seperti diingatkan oleh tuhan akan ambisi saya yang saya nilai sendiri sebagai hal yang berlebihan, kenapa saya bilang berlebihan? selama ini saya lupa akan bersyukur dari setiap nikmat yang diberikan tuhan kepada saya hingga membuat saya selalu gusar dan gamang dalam menjalani hidup ini terutama dalam proses pengembangan usaha yang sedang saya jalani saat ini, alhamdulilah target awal untuk BEP ( break even point / balik modal ) sudah tercapai dan sudah membuahkan hasil meskipun belum maksimal hal inilah yang membuat saya selalu terpacu untuk selalu melakukan koreksi-koreksi atas hal-hal yang berkenaan dengan pola kerja yang sudah saya lakukan, sehingga terlalu larut dengan target-target yang saya buat, hal ini berimbas pada kurangnya kepekaan untuk bersyukur dari setiap rupiah yang saya dapat. Saya lupa untuk selalu mensyukuri setiap nikmat yang saya dapat dalam bentuk nominal, apalagi apabila hasilnya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. hingga pada suatu hari saya mendapati omongan yang dari pihak luar yang membandingkan soal nominal yang saya dapatkan dengan orang lain, dengan menganggap saya banyak omong dan apa yang saya usahakan adalah hal yang remeh. jujur dalam hati sempat kesal bagaimana mungkin saya yang merintis usaha ini sendiri dari nol hingga seperti ini dengan beberapa pencapaian dan semua totalitasnya masih dianggap sampah,  jujur dalam hati saya emosi hingga saya tersadar bahwa hanya membuang waktu atas omongan orang lain yang sifatnya merendahkan karena semua bentuk perendahan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang rendahan untuk menjadi tinggi padahal justru akan membuat dia rendah, akhirnya saya mencoba untuk meredam emosi saya dengan sholat dan merenung yang pada akhirnya saya menemukan jawaban atas kegalauan hati saya yaitu : bukannya yang memberikan rezeki kepada kita adalah tuhan, apabila kita telah melakukan ikhtiar dan kita mendapatkan hasil dari usaha kita bukankah itu reziki yang memang sudah ditakar untuk kita dan apabila kita kecewa dengan hasil tersebut bukankah kita sama saja dengan mengingkari nikmat yang tuhan berikan kepada kita ,dan bukankah hal yang membuat kita selalu ingkar karena kita merasa selalu kurang sebagai tabiat manusia pada umumnya, padahal apabila kita mencoba merenung dan menghitung apa yang saya maupun anda telah dapatkan sebernarnya lebih dari cukup bahkan lebih. hal yang membuat kta selalu merasa kurang adalah keinginan kita yang selalu menginginkan sesuatu yang belum kita miliki sehingga kita lupa akan hal hal yang lebih berharga yang sudah kita miliki, dan sore ini sengaja sayatorehkan dalam bentuk tulisan ini sebagai pengingat apabila saya lupa untuk bersyukur. Terhitung mulai hari ini saya akan berusaha untuk selalu mensyukuri atas setiap nikmat baik dalam bentuk nominal meskipun hanya Rp.500,- ( lima ratus rupiah ) maupun kebahagian untuk*setiap senyum yang bisa saya berikan kepada setiap orang yang saya jumpai,  Dan hari ini pula saya berharap menjadi titik balik perubahan saya untuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan ikhlas, Amiin dan Semoga tulisan yang sederhana ini dengan struktur kata yang masih compang camping dapat menginspirasi para pembaca blog saya untuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur :)